Multazam, Umar (2024) MAKNA WAHYU DALAM AL-QUR’AN (TINJAUAN SEMANTIK PERSPEKTIF TOSHIHIKO IZUTSU). skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.
Text
cover new.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (279kB) |
|
Text
BAB II .pdf Restricted to Registered users only Download (261kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (429kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (412kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (105kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (165kB) |
|
Text
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.pdf Restricted to Registered users only Download (65kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (253kB) |
Abstract
Skripsi ini mengkaji secara analisis tentang penggunaan kata wahyu dalam al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna kata wahyu dipandang dari segi semantik. Kata wahyu disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 78 ayat dalam 33 surat dengan berbagai bentuk derivasinya. Makna wahyu menjadi istilah penting dalam al-Qur’an sebagaimana tampak dari gaya yang disukai al-Qur’an dalam mendeskripsikan Allah. Kata wahyu menjadi kata kunci yang menarik untuk dikaji dalam studi linguistik, terlebih pengkajian di bidang makna seperti semantik. Penelitian ini menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu, dengan harapan dapat memunculkan pesan-pesan dinamik dari kosa kata al-Qur’an yang terkandung di dalamnya dengan penelaah analitis dan metodologis terhadap konsep-konsep yang tampak memainkan peranan penting dalam pembentukan visi Qur’anik dan menemukan pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu. Selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pertama, mencari makna dasar dan makna relasional kata wahyu. Kedua, meneliti historis penggunaan kata wahyu pada periode pra-Qur’anik, periode Qur’anik, dan periode pasca-Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa makna dasar wahyu adalah isyarat yang cepat, tulisan, risalah, ilham dan sebuah kata perkataan yang tersembunyi maupun rahasia. Wahyu juga bisa diartikan sebagai berita atau kabar gaib (Qs. Ali Imran: 44), sebagai bisikan (Qs. Al-An’am: 121) dan sebagai ilham (Qs. An-Nahl: 68). Sedangkan pada periode pra Qur’anik bermakna suatu perkataan atau isyarat. Sementara pada periode Qur’anik wahyu bermakna segala perkataan atau risalah yang disampaikan Allah melalui Malaikat Jibril kepada Nabi. Pada periode pasca Qur’anik wahyu memiliki perkembangan makna yang tidak meninggalkan makna wahyu pada masa pra Qur’anik dan Qur’anik. Wahyu pada periode pasca Qur’anik menjadi sesuatu pemberitahuan secara rahasia atau gaib dalam bentuk isyarat atau risalah, yang terangkum menjadi al-kitab (al-Qur’an) yang tertanam dalam dada manusia.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Semantik |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) |
Depositing User: | UMAR MULTAZAM |
Date Deposited: | 27 Jan 2024 06:52 |
Last Modified: | 27 Jan 2024 06:52 |
URI: | http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/946 |
Actions (login required)
View Item |