KORELASI QIRA’AT SAB’AH DENGAN KAIDAH NAHWIYAH

Ning'Ain, Umi Kurnia (2017) KORELASI QIRA’AT SAB’AH DENGAN KAIDAH NAHWIYAH. skripsi thesis, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar.

	Text 1. HALAMAN AWAL.pdf Download (2MB)
	Text BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (866kB)
	Text BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB I.pdf Download (1MB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (669kB)

Abstract

Ilmu qira‟at merupakan disiplin keilmuan yang ada keterkaitan hubungan dengan kitab suci al-Qur‟an. Penelitian ini mengkaji varian bacaan di dalam al-Qur‟an yang tidak sesuai dengan kaidah nahwu. Qira‟at dilihat dari kaca mata ilmu nahwu, kaidahnya dianggap bertentangan sehingga menyisakan problematika yang menimbulkan banyak persoalan. Kajian ini lebih memfokuskan pada bacaan tujuh imam yang sebutannya masyhur dengan istilah qira’at sab’ah, karena dari beberapa macam qira‟at, para ulama‟ telah bersepakat bahwa qira’at sab’ah merupakan qira‟at mutawātirah yang sudah pasti diterima bacaannya, sebab berasal langsung dari Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam serta sanadnya sambung hingga penghabisannya pada Nabi Muhammad Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara qira’at sab’ah dengan kaidah nahwu yang terdapat di dalamnya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif analisis yakni mendeskripsikan tentang qira’at sab’ah kemudian menyajikan ayat-ayat qira’at sab’ah yang tidak sesuai dengan kaidah, setelah itu menganalisa kaidah nahwu yang ada pada ayat tersebut yakni mengidentifikasi masalah kaidah nahwu yang terdapat pada qira’at sab’ah. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam memahami ilmu qira‟at, kaidah nahwu juga perlu mendapat perhatian, namun bukan berarti kaidah nahwu yang lebih otoritatif dan dijadikan tolak ukur bagi kesahihan bahasa. Seharusnya qira‟at yang sahih itu dijadikan sebagai hakim atau pedoman bagi kaidah nahwu dan kebahasaan, karena bukan al-Qur‟an yang dituntut untuk tunduk pada kaidah nahwu, melainkan ilmu nahwu itu lah yang diambil dari al-Qur‟an.

Actions (login required)

View Item