al Mansyur, Abdul Jabar (2022) ANALISIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM KELUARGA DALAM BUKU TAFSIR AYAT-AYAT HUKUM KELUARGA JILID I KARYA FATHONAH K. DAUD. skripsi thesis, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar.
Text
Abstrak SKRIPSI Abdul Jabbar.pdf Download (913kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (584kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (609kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (457kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (811kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (393kB) |
|
Text
DAFTAR PSTAKA.pdf Download (535kB) |
Abstract
Hukum keluarga merupakan salah satu hukum yang diketahui oleh manusia, seperti pernikahan dalam nabi Adam dengan bunda Hawa. Hukum ini termasuk hukum dalam kekeluargaan yang melekat pada umat manusia dan tidak dapat dipisahkan pada masa sekarang ini. Hukum keluarga dalam cakupannya tidak akan jauh dari isu gender yang selalu menjelaskan dalam penafsirannya bahwa perempaun itu hanya sebatas kelompok kecil atau dikatakan dimarjinalkan oleh kaum laki-laki. Maka dari itu, di dalam penafsiran yang melindungi status kekeluargaan harus menyertakan maqāṣid al-sharī’ah untuk melindungi keberlangsungan untuk anak dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan ayat-ayat yang telah dipilih dalam buku Tafsir Ayat-Ayat Hukum Keluarga Jilid I karya Fathonah K. Daud. Terkhusus pada tema yang telah dipilih yakni pembahasan mengenai khiṭbah, mahar, talak dan khulu`. Ayat-ayat al-Qur`an yang diteliti juga sudah disesuaikan dengan pembahasannya menggunakan teori maqāṣid al-sharī’ah untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat sekarang ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam QS. al-Baqarah 235 menjelaskan tentang tema khiṭbah bahwa mahar itu harus sukarela dan ukuran tinggi rendahnya mahar itu sesuai dengan kemampuan laki-laki. QS. An-Nisa’ 4 menjelaskan tentang mahar bahwa Allah memerintahkan memberikan mahar kepada perempuan yang hendak dinikahi, ayat ini juga menegaskan bahwa mahar adalah milik perempuan, bukan milik siapapun. Jika mahar tidak disebutkan dalam akad, maka pihak perempuan berhak mendapatkan mahar yang sesuai dengan yang semisal darinya. QS. al-Ṭalāq ayat 1 menjelaskan perihal ṭalāq bahwa perceraian bukanlah suatu yang sejalan dengan tujuan pernikahan, perceraian dilakukan jangan sampai membuat muḍarāt bagi istri yang dicerai dalam menunggu iddahnya. QS. al�Baqarah: 229 bahwa suami diperbolehkan mengambil sesuatu atau ganti dari istri. Perempuan membayar ganti sebagai permintaan cerai menunjukkan bahwa rumah tangganya tidak bisa dilanjutkan lagi. Pemberian istri kepada suami sebagai imbalan cerai
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | khiṭbah, mahar, ṭalāq, khulu |
Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Maudlu’i Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Nusantara |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) |
Depositing User: | Ms perpus staiwar |
Date Deposited: | 18 Aug 2023 13:04 |
Last Modified: | 18 Aug 2023 13:04 |
URI: | http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/241 |
Actions (login required)
View Item |