PENAFSIRAN ABDUL QĀDIR AL-JAYLĀNĪ TERHADAP AYAT MUTASHĀBIHĀT: Studi Analisis Makna Wajhullah, Istawa, dan Yadullah dalam Tafsir Al-Jaylānī

Faqih,, Muhammad Maulana (2024) PENAFSIRAN ABDUL QĀDIR AL-JAYLĀNĪ TERHADAP AYAT MUTASHĀBIHĀT: Studi Analisis Makna Wajhullah, Istawa, dan Yadullah dalam Tafsir Al-Jaylānī. skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.

[img] Text
BAGIAN AWAL.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (408kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (495kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (481kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (482kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf

Download (297kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (294kB)
[img] Text
CURRICULUM VITAE.pdf
Restricted to Registered users only

Download (204kB) | Request a copy

Abstract

Disebutkan dalam kajian ‘ulūm al-Qur`an bahwa ayat tajsīm atau tasybīh masuk kedalam kelompok ayat Mutashābihāt, secara leksikal adalah ayat yang memiliki makna atau maksud yang samar, sehingga pemaknaannya pun masih diperdebatkan dikalangan cendekiawan muslim hingga saat ini. Ayat tasybīh ini tersebar di kurang lebih dua puluh lima surat dalam al-Qur’an. Penelitian ini hanya berfokus pada tiga ayat yang berkaitan dengan tasybīh Allah dengan makhluknya yaitu wajhu Allah di surah al-Baqarah ayat 115, istawa di surah al-Ra’d ayat 2, dan yadu Allah di surah āli ‘Imrān ayat 26. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan rujukan sumber kepustakaan (library research). Untuk mencapai tujuan penelitian, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis. Teori penelitian ini menggunakan teori kerangka ta`wil yang dibuat oleh al-Ghazālī. Hasil penelitian ini adalah, pertama ditemukan bahwa pemaknaan Abdul Qadīr al-Jaylānī mengenai wajhu Allah pertama, masuk kedalam kerangka ta’wīl dzātī dalam pemaknaan ta’wīl ijmāli yang di anutnya. Ia memberikan penafsiran berupa “dzat Allah” secara bentuknya yang asli. juga masuk kedalam kerangka ta’wīl aqli dalam isi yang terkandung dari makna yang ada di tafsir al-Jaylānī. Ia memberikan penafsiran “dzat Allah” yang memiliki makna terselubung dan rasional berupa “Allah dengan dzatnya menguasai (ada di) segala arah”. Kedua, mengenai pemaknaan istawa masuk kedalam kerangka ta’wīl dzātī dalam pemaknaan ta’wīl ijmāli yang di anutnya. Ia memberikan penafsiran “Allah bersemayam” dengan pemahaman bentuk aslinya, juga masuk kedalam kerangka ta’wīl aqli dalam isi yang terkandung dari makna yang ada di tafsir al-Jaylānī. Ia memberikan penafsiran “Allah bersemayam” yang dita’wil dengan makna “mengatur dan menjaga”. Ketiga, mengenai pemaknaan yadu Allah masuk kedalam kerangka ta’wīl dzātī dalam pemaknaan ta’wīl ijmāli yang di anutnya. Ia memberi penafsiran “ditanganmulah, segala kebajikan”, juga masuk kedalam kerangka ta’wīl aqli dalam isi yang terkandung dari makna yang ada di tafsir al-Jaylānī. Ia memberi penafsiran “ditanganmulah, segala kebajikan” yang dita’wil dengan makna “kehendak dan kebaikan” Kata kunci: Tafsir al-Jaylānī, Wajhullah, Istawa, Yadullah,

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Isyari
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Muhammad Maulana Faqih
Date Deposited: 12 Jun 2024 02:06
Last Modified: 12 Jun 2024 02:06
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1064

Actions (login required)

View Item View Item