Sa'diyah, Ani Khalimatus (2023) MAKNA ANSHA`A DAN ANBATA DALAM AL-QUR`AN: Analisis al-Wujūh Wa al-Naẓāir Salwā Muḥammad al- ‘Awwā. skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.
Text
BAGIAN AWAL FIKS.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (437kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (522kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (847kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (218kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (260kB) |
|
Text
CURRICULUM VITAE.pdf Restricted to Registered users only Download (187kB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tentang al-Wujūh wa al-Naẓāir untuk membuktikan bahwa kata-kata dalam al-Qur`an yang memiliki arti sama dapat memiliki makna yang berbeda. Seperti lafal Ansha`a dan Anbata yang sering diartikan menumbuhkan berindikasi memiliki makna yang berbeda. Untuk membuktikan antisinonimitas tersebut penulis menggunakan teori Siyāq Salwā Muḥammad al-‘Awwā. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif berbasis kepustakaan. Sumber primer diambil dari ayat-ayat al-Qur`an yang mengandung lafal Ansha`a dan Anbata serta beberapa kamus Arab, sedangkan sumber sekunder diambil dari kitab-kitab al- Wujūh wa al-Naẓāir dan kitab-kitab tafsir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna lafal Ansha`a dan Anbata dalam al-Qur`an. Hasil penelitian ini adalah lafal Ansha`a dalam al-Qur`an memiliki makna khalaqa, awjada, ikhtara’a, aḥdatha, al- Iḥyā` al-I’ādah, yakhluqu, yarfa’u. Lafal Anbata dalam al-Qur`an memiliki makna Al-Numuw, al-Nushū`, khalaqa, ansha`a, akhrajnā bidhālika al-mā, yukhriju, mā nabata min dhālika al-ghaith. Persamaan dari Ansha`a dan Anbata adalah digunakan dalam konteks penciptaan tumbuhan, kebanyakan untuk mengkhitobi orang-orang musyrik, kafir dan zalim, ayat-ayat bertemakan pembuktian kekuasaan dan kebesaran Allah, penciptaan tersebut selalu diiringi dengan penciptaan lain seperti langit, bumi, gunung, hujan. Perbedaan kedua lafal tersebut adalah Ansha`a dominan digunakan dalam konteks penciptaan manusia, Anbata dominan dalam penciptaan tumbuhan. Ansha`a merupakan proses penciptaan sesuatu yang lebih menekankan adanya pembaruan (sudah ada sebelumnya) seperti pada konteks penciptaan bidadari yang merupakan pembaruan dari manusia sedangkan Anbata ialah proses penciptaan yang lebih menggambarkan pada proses terjadinya seperti tambahnya ukuran, tinggi, volume yang bersifat kuantitatif. Keyword: al-Wujūh wa al-Naẓāir, al-Siyāq, Ansha`a, dan Anbata.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Ilmu al-Quran dan Tafsir (Umum) |
Depositing User: | Fina Farikhatun Nurul Maqfiroh |
Date Deposited: | 11 Jun 2024 07:18 |
Last Modified: | 11 Jun 2024 07:18 |
URI: | http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1053 |
Actions (login required)
View Item |