MAKNA SĪRŪ FI AL-ARḌI DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAID

Ibadurrohman, Muhammad (2024) MAKNA SĪRŪ FI AL-ARḌI DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAID. skripsi thesis, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-anwar.

[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (427kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (606kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (330kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (337kB)
[img] Text
CURRICULUM VITAE.pdf
Restricted to Registered users only

Download (287kB)

Abstract

Ibadurrohman, Muhammad. 2024. Makna Sīrū Fi Al-Arḍi Dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Kontekstual Abdullah Said, Skripsi. Program Studi Ilmu AL-Qur‟an dan Tafsir. Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar Sarang. Pembimbing: Abdul Wadud Kasful Humam, M.Hum Penelitian ini mengkaji tentang makna sīrū fi al-Arḍi perspektif tafsir kontekstual Abdullah Said. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena untuk mengkontekstualisasikan ayat al-Qur‟an agar terus hidup dalam zaman yang berbeda. Agar al-Qur‟an tetap kontekstual di zamanya maka salah satu caranya dengan menggunakan teori kontekstual Abdullah Saeed. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan teori tafsir kontekstual Abdullah Saeed. Dalam praktiknya, teori tersebut menggunakan empat tahapan, tahap pertama yaitu pertemuan antara penafsir dengan teks dan intra teks ( dunia teks ), tahap kedua mencoba menggali tentang apa yang dibicarakan teks prihal dirinya tanpa memandang suatu komunitas penerima pertama dan konteks saat ini, pada tahap kedua memiliki lima aspek. Adapun tahapan ketiga yaitu menelaah korelasi teks dengan komunitas penerima pertama. Tahapan keempat adalah realisasi teks dengan konteks masa sekarang. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui hakikat pesan al-Qur‟an terhadap perintah berjalan di muka bumi dengan mengambil „ibrah dan I‟tibar dari umat-umat terdahulu seperti fir‟aun yang ada di Mesir. Ayat tersebut juga memiliki cakupan berupa larangan untuk menyembah berhala dan mendatangi dukun. Komunitas pertama (sahabat) memahami bahwa ayat tersebut sebagai hiburan dari Allah terhadap cacian orang kafir, karena orang-orang kafir akan memperoleh apa yang mereka perbuat seperti umat-umat terdahulu. Selanjutnya mereka juga menganggap seruan tersebut hanya sebatas penguat, bahwa sunnatullah itu nyata, seperti yang terjadi pada umat terdahulu. Pemahaman tersebut didapatkan melalui konteks yang berlaku saat ayat itu turun. Sementara di era sekarang dengan konteks yang berbeda, terdapat perluasan makna dari ayat-ayat yang berisi anjuran untuk berjalan di muka bumi, yakni wisata halal, melihat fenomena alam sekitar, dan membaca literatur sejarah. Kesamaan nilai dari konteks yang berbeda diperoleh melalui tujuan yang sama, yakni memantapkan keyakinan terhadap sunnatullah. Key word : Abdullah Saeed, ayat-ayat anjuran berjalan di muka bumi, kontekstual

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Ilmu al-Quran dan Tafsir (Umum)
Al-Qur’an dan Tafsir > Stilistika
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Nurul Huda 11
Date Deposited: 25 May 2024 08:05
Last Modified: 25 May 2024 08:05
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1002

Actions (login required)

View Item View Item