PENGAJIAN TAFSĪR AL-JALĀLAYN DI MASJID DARUL HAKIM MENGANTI KEDUNG JEPARA DALAM PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL

Alfatah, Lu'lu'ul Maknun (2023) PENGAJIAN TAFSĪR AL-JALĀLAYN DI MASJID DARUL HAKIM MENGANTI KEDUNG JEPARA DALAM PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL. skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.

[img] Text
1-BAB AWAL.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2-BAB I.pdf

Download (284kB)
[img] Text
3-BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (288kB)
[img] Text
4-BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (364kB)
[img] Text
5-BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (386kB)
[img] Text
6-BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (231kB)
[img] Text
7-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (241kB)
[img] Text
8-CURICULUM VITAE.pdf
Restricted to Registered users only

Download (130kB)
[img] Text
9-LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena living Qur`an di Masjid Darul Hakim Menganti, salah satu kegiatan pengajian Tafsīr al-jalālayn di Desa Menganti yang menunjukkan respon masyarakat atau kelompok tertentu terhadap al-Qur`an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teori perubahan sosial (evolusi) ala Herbert Spencer yang terbagi menjadi empat tahapan evolusi; yaitu tahap penggandaan, tahap kompleksifikasi, tahap diferensiasi, dan tahap integrasi. Pertama, sejarah sosial yang mendorong pengajian Tafsīr al-jalālayn di Masjid Darul Hakim dalam perspektif perubahan sosial yaitu: a) tahap penggandaan, pengajian Tafsīr al-jalālayn di Masjid Darul Hakim Menganti mengalami pertambahan ukuran di Desa Menganti dan juga beberapa desa di sekitarnya yakni mulai pada tahun 1975. b) tahap kompleksifikasi, pengajian Tafsīr al-jalālayn terus bertambah ukuran yakni tidak hanya berdasarkan motif tujuan awal saja tetapi mengalami politisasi. c) tahap diferensiasi, sekitar pada tahun 1999, terdapat segregasi sosial yang menyebabkan perpecahan dalam kegiatan pengajian Tafsīr al-jalālayn. Hal ini, disebabkan oleh perbedaan partai, masyarakat abangan dan santri, perekonomian. d) tahap integrasi, pada tahun 1999 hanya tersisa satu desa yang masih mempertahankan pengajian yakni Desa Menganti dengan menggabungkan antara jama‟ah laki-laki dan perempuan, selain itu juga anggota pengajian diperuntukkan bagi masyarakat umum. Kedua, Internalisasi nilai para jama‟ah pengajian dimulai dari pengajian yang mulanya sekedar sebagai sebuah wadah pengajian yang mengajarkan dan menerangkan maksud ayat al-Qur`an yang terdapat dalam kitab Tafsīr al-jalālayn. Kemudian, para anggota pengajian memperoleh pengetahuan yang beragam serta dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di antara beberapa hal yang dapat diinternalisasikan yaitu istiqamah, tawadhu‟, sabar, antusias, ikhlas, tanggung jawab, dan lebih berhati�hati. Kata Kunci: Living Qur`an, Pengajian, Tafsīr al-jalālayn, Perubahan Sosial

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Al-Qur’an dan Tafsir > Living Qur'an
Al-Qur’an dan Tafsir > Pengajaran Tafsir
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Sosial
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Lu'lu'ul Maknun Alfatah
Date Deposited: 16 Nov 2023 02:48
Last Modified: 16 Nov 2023 02:48
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/764

Actions (login required)

View Item View Item