BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM PRESPEKTIF AL-QUR`AN

Fawaaid, Ahmad (2016) BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM PRESPEKTIF AL-QUR`AN. skripsi thesis, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar.

[img] Text
1-HALAMAN AWAL.pdf

Download (3MB)
[img] Text
2-BAB I.pdf

Download (741kB)
[img] Text
3-BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (489kB)
[img] Text
4-BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
5-BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (386kB)

Abstract

Al-Qur‟an diturunkan Allah Subḥanahu wa Ta’ālā kepada Nabi Muhammad Ṣalla Allah ‘Alayh wa Sallam tidak lain adalah untuk menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia, yang didalamnya dengan kedudukannya tersebut, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur‟an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam diantaranya dengan Ilmu tafsir al-Qur‟an, dalam perkembangan ilmu tafsir para ulama ahli tafsir mulai mempunyai arah sendiri-sendiri yang berbeda dalam menafsirkan al-Qur‟an. Perbedaan arah penafsiran tersebut dikarenakan tafsir merupakan penjelasan al-Qur‟an, dan al-Qur‟an terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu adanya penjelasan lebih lanjut. Dalam al-Qur‟an disebutkan bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur`an ada yang muḥkam dan ada juga yang mutashābihāt. Dalam menafsirkan ayat-ayat muḥkam ulama tidak mempermasalahkan karena ayat-ayatnya jelas. Tapi ketika menafsirkan ayat-ayat mutashābihāt para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkannya. Tafsir Al-Azhar merupakan tafsir kontemporer yang ditulis oleh Hamka. Penelitian ini didasarkan pada dua rumusan Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empirik yang menggunakan jenis penelitian dengan metode library research (penelitian kepustakaan) serta kajiannya disajikan secara deskriptif analitis. Setelah melakukan penelitian ini penulis berkesimpulan Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat adalah dengan dita‟wilkan, hal ini dapat diketahui pada penafsiran kata wajhu dengan makna Dzat, yad dengan makna kekuasaan Allah, „ain dengan makna pengawasan atau pertolongan Allah, , kata-kata istiwā’ di atas “Ars”, dengan makna bersemayam, tetapi cara bersemayam-Nya, itu tidak dapat dipahami oleh akal kita, namun kita wajib mengimaninya, kata-kata jā‟a dengan makna Allah SWT datang untuk memutuskan peradilan di antara hamba-hamba-Nya, semua perintah dan hukum-Nya akan dikeluarkan untuk pembalasan dan penghitungan amal dan kata-kata ru‟yah (melihat Allah) ditafsirkan dengan naadhiroh dengan arti melihat Tuhannya dengan nyata. Relevansi penafsiran ayat-ayat mutasyabihat denganmetode ta‟wil sebagaimana yang dilakuakan oleh Hamka dalammenfasirkan ayat-ayat mutashābihāt di dalam karyanya tafsir Al-Azhar, masihrelevan, karena ia dalam menafsirkan ayat-ayat mutashābihāt tersebut selalu xi mensucikan Allah dari sifat-sifat yang menjadi cirikhas makhluk-Nya. Karena Allah tidak mungkin memepunyai sifat seperti makhulukNya.

Item Type: Thesis (skripsi)
Uncontrolled Keywords: bentuk-bentuk tanggung jawab orang tua
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Semantik
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Maudlu’i
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Ms perpus staiwar
Date Deposited: 25 Jul 2023 14:35
Last Modified: 05 Aug 2023 12:14
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/30

Actions (login required)

View Item View Item