Zahro', Nadya Fatimatuz (2020) PEMBACAAN AL-QUR’AN DALAM TRADISI BANCAKAN WETON (AMONG-AMONG) DI DESA MANTINGAN, KECAMATAN TAHUNAN, KABUPATEN JEPARA (KAJIAN LIVING QUR’AN). skripsi thesis, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Anwar.
Text
BAB AWAL.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (478kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (499kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (442kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (947kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (288kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (701kB) |
Abstract
Living Qur‟an adalah fenomena al-Qur‟an yang hidup di tengah masyarakat muslim terkait dengan al-Qur‟an sebagai objek kajiannya. Kajian ini akan difokuskan pada pembacaan al-Qur‟an dalam tradisi bancakan weton (among-among) di desa Mantingan, kecamatan Tahunan, kabupaten Jepara. Penelitian ini perlu dilakukan karena dalam pelaksanaannya telah sedikit berbeda dengan ritual bancaan weton (among-among) yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa pada umumnya, yakni dengan melakukan pembacaan al-Qur‟an di dalamnya. Tradisi bancakan weton (among-among) yang mulanya hanya dilakukan berdasarkan adat Jawa, kemudian terjadi akulturasi budaya, yakni percampuran nilai ajaran Islam dengan kebudayaan Jawa. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan penelitian terlibat yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori yang digunakan untuk menganalisa data adalah teori Emile Durkheim mengenai konsepsi totem sebagai sesuatu yang sakral untuk menganalisa al-Qur‟an terkait dengan relasi sosial. Dari data, kemudian diolah dengan teori-teori tersebut, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa bagaimana masyarakat desa Mantingan melibatkan al-Qur‟an dalam tradisi among-among sama seperti bagaimana masyarakat Aborigin memperlakukan totem mereka, yang mana dalam tradisi tersebut, masyarakat desa Mantingan menganggap al-Qur‟an sebagai sesuatu yang sakral. Mereka ingin mengukuhkan kesakralan tradisi bancaan weton (among-among) dengan menghadirkan al-Qur‟an dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini, al-Qur‟an diposisikan oleh masyarakat sebagai resepsi fungsional; yakni sebagai alat untuk mengsir roh jahat, menolak musibah dan wadah untuk menciptakan solidaritas sosial, yang mana seperti totem yang dipersepsikan oleh Durkheim memiliki daya magi dan merupakan sesuatu yang mengikat dan menyatukan masyarakat.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fungsionalisme Emile Durkheim”, al-Izzah, 9, 2014 |
Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Living Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) |
Depositing User: | Ms perpus staiwar |
Date Deposited: | 18 Aug 2023 10:38 |
Last Modified: | 18 Aug 2023 10:38 |
URI: | http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/199 |
Actions (login required)
View Item |