PENAFSIRAN AL-AḤRŪF AL-MUQAṬṬA’AH (STUDI KOMPARATIF TAFSĪR LATĀIF AL-ISHĀRĀT KARYA AL�QUSHAIRĪ DAN TAFSĪR TANWĪR AL-MIQBĀS KARYA AL�FAIRŪZĀBĀDĪ)

Danial, Muhammad Adib (2024) PENAFSIRAN AL-AḤRŪF AL-MUQAṬṬA’AH (STUDI KOMPARATIF TAFSĪR LATĀIF AL-ISHĀRĀT KARYA AL�QUSHAIRĪ DAN TAFSĪR TANWĪR AL-MIQBĀS KARYA AL�FAIRŪZĀBĀDĪ). skripsi thesis, STAI AL-ANWAR SARANG REMBANG.

[img] Text
BAGIAN AWAL.pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (826kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (912kB)
[img] Text
CURRICULUM VITAE.pdf
Restricted to Registered users only

Download (651kB)

Abstract

Al-Aḥrūf al-Muqaṭṭa’ah adalah huruf-huruf hijaiyah yang menjadi awal atau pembuka dari 29 surah dalam al-Qur’an. Para ulama sepakat bahwa huruf-huruf ini termasuk ayat mutashābihāt. Fokus penelitian ini mengkaji bagaimana penafsiran alīf lām mīm yang terdapat dalam enam surah dengan membandingkan penafsiran al-Qushairī dan al-Fairuzābādī. Penelitian ini menggunakan teori Ignaz Goldziher yaitu The History of Idea of Qur'anic Interpretation. Metode dalam penelitian ini masuk dalam kategori metode analisis komparatif (analytial comparative method). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa al-Qushairī dan al-Fairuzābādī memiliki perbedaan dan persamaan dalam penafsiran terhadap alif lām mīm. Kedua tokoh tersebut hidup di era afirmatif dengan nalar ideologis namun memiliki sumber penafsiran yang berbeda, al-Qushairī menggunakan sumber ishārī sedangkan al�Fairuzābādī menggunakan sumber bi al-ma’thūr. Al-Qushairī menggunakan nalar ideologi tasawuf sehingga penafsirannya tampak dengan menggunakan corak sufi. Sedangkan al-Fairuzābādī tidak menggunakan nalar ideologi karena terpaku riwayat Ibnu Abbas sehingga coraknya sulit ditentukan. Dengan penggunaan sumber yang berbeda tentu mempengaruhi penafsiran dari dua tokoh tersebut, diantaranya yaitu al-Qushairī cenderung memaknai ayat secara batin yakni dengan status hubungan hamba dengan Tuhan, sedangkan al-Fairuzābādī lebih secara zahir tanpa menguak kandungan makna. Adapun persamaannya yaitu dalam menafsirkan bahwa alīf adalah Allah, lām adalah Jibril dan sifat laṭīf dan mīm adalah mulk (kerajaan) dan Muhammad.

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Ilmu al-Quran dan Tafsir (Umum)
Al-Qur’an dan Tafsir > Studi Tokoh
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Komparatif
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Adib Muhammad Adib Danial Adib
Date Deposited: 24 Aug 2024 08:43
Last Modified: 24 Aug 2024 08:43
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1368

Actions (login required)

View Item View Item