ANALISIS SIMBOLIK PADA PEMBACAAN AYAT ẒIHĀR PERSPEKTIF PAUL RICOEUR

Fatimatuzzahro, Nila (2024) ANALISIS SIMBOLIK PADA PEMBACAAN AYAT ẒIHĀR PERSPEKTIF PAUL RICOEUR. skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.

[img] Text
BAGIAN AWAL.pdf

Download (5MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (449kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (312kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (677kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (569kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf

Download (256kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (244kB)
[img] Text
CURRICULUM VITAE.pdf

Download (162kB)

Abstract

Pada masa pra-Islam, ẓihār dikenal dengan suatu bentuk perceraian sebagaimana ila’ dan talak. Para ulama banyak membahas mengenai ẓihār itu sendiri dalam berbagai literatur kitab dan buku. Namun, di era modern saat ini perkembangan akal dan rasionalitas sangat dijunjung tinggi. Dengan asbāb al-Nuzūl yang mengantarkan turunnya ayat dan lahirnya hukum ẓihār dalam surah al-Mujādalah ayat 1-4, maka pentinglah sebelumnya melakukan analisis simbolik pada ayat terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membaca bagaimana tradisi ẓihār sejak masa pra-Islam hingga Islam awal sehingga dapat mengetahui simbol ẓihār, gambaran maknanya serta eksistensi ẓihār di era kontemporer dari ayat yang digunakan. Metode penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan menggunakan pisau bedah teori hermeneutika Paul Ricoeur. Aplikasinya dilakukan dengan dideskripsikan, dipaparkan, kemudian dianalisis serta dipahami dengan hermeneutika Paul Ricoeur, yaitu tahap pemaknaan semantik, refleksif dan eksistensialis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ẓihār tidak lagi dimaknai dengan perceraian, namun sumpah suami yang mengharamkan istrinya baginya dengan penyerupaan simbol ‘punggung’. Realisasi ẓihār di Indonesia pada masa kini tidak lagi relevan karena sekarang tidak lagi menggunakan ‘adad ‘punggung’. Namun, ẓihār ada dengan substansi yang lain, fisik luar seperti mata, rambut ataupun bagian wajah. Dalam konteks perceraian juga ada namun berbeda, tidak lagi sesuka hati membuang dan meminta kembali perempuan, namun perceraian di Indonesia harus dengan proses sebagaimana mestinya dan diselesaikan di meja hijau Pengadilan Agama. Maka, penting mempelajari Islam secara utuh dengan meningkatkan iman dan takwa untuk menghindari sesuatu yang mudarat, sehingga segala nilai moral dapat diterapkan dan ujian yang dihadapi dapat disandarkan kepada Allah dan dituntaskan dengan segala aturan-Nya.

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Hermeneutika Al-Qur'an
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Sosial
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: Nila Fatimatuzzahro
Date Deposited: 20 Aug 2024 02:49
Last Modified: 20 Aug 2024 02:49
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1252

Actions (login required)

View Item View Item