PENAFSIRAN AYAT-AYAT ‘IDDAH ISTRI DITINGGAL MATI SUAMINYA DAN MUṢĀBARAH PERSPEKTIF TAFSĪR AL-MANĀR (Analisis Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 234, 240 Dan Surah Al-Anfal Ayat 65-66)

Zamzami, Muhammad Arrizal, Zami (2024) PENAFSIRAN AYAT-AYAT ‘IDDAH ISTRI DITINGGAL MATI SUAMINYA DAN MUṢĀBARAH PERSPEKTIF TAFSĪR AL-MANĀR (Analisis Penafsiran Surah Al-Baqarah Ayat 234, 240 Dan Surah Al-Anfal Ayat 65-66). skripsi thesis, STAI Al-Anwar Sarang Rembang.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (519kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (593kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (793kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf

Download (369kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (403kB)
[img] Text
1-HALAMAN AWAL.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penafsiran terhadap ayat-ayat ‘iddah dan muṣābarah merupakan dua tema bernuansakan fiqih yang jarang diteliti berdasarkan pandangan cendekiawan modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam Tafsīr Al-Manār mengenai mati ayat-ayat ‘iddah istri ditinggal mati suami dan muṣābarah. Karya ini menggunakan data primer yaitu al-Qur’an dan Tafsīr Al-Manār. Sedangkan untuk data sekundernya adalah buku, jurnal, dan kitab tafsir yang berhubungan dengan ayat-ayat ‘iddah istri ditinggal mati suami dan muṣābarah. Dalam pemaparannya, peneliti menggunakan metode maudu’i dengan menggunakan teori maudu’i Al-Farmawi sebagai upaya untuk menjelaskan secara detail terkait kedua topik yang dibahas. Dengan pisau analisis tersebut, peneliti menemukan bahwasannya menurut Tafsīr Al-Manār, ketentuan masa ‘iddah selama empat bulan sepuluh hari tidaklah menggugurkan masa ‘iddah sebelumnya, yakni slama setahun. Namun, masa ‘iddah setahun tersebut berlaku bila sang istri tidak berkehendak untuk menikah lagi. Mengenai muṣābarah, Tafsīr Al-Manār menjelaskan bahwa ketentuansatu banding dua saat perang tidak menggantikan ketentuan satu banding sepuluh saat kondisi tersebut. Hal ini dikarenakan ketentuan satu banding dua digantungkan saat kondisi umat Islam lemah, sedangkan satu banding sepuluh saat kondisi umat islam kuat. Keywords: ‘Iddah, Muṣābarah, Tafsīr Al-Manār.

Item Type: Thesis (skripsi)
Subjects: Al-Qur’an dan Tafsir > Ilmu al-Quran dan Tafsir (Umum)
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Kontemporer
Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Maudlu’i
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Depositing User: M Arrizal Zamzami Khusaini
Date Deposited: 20 Jun 2024 05:43
Last Modified: 20 Jun 2024 05:43
URI: http://repositori.staialanwar.ac.id/id/eprint/1079

Actions (login required)

View Item View Item